Golden Ticket

Golden Ticket

Thursday, September 25, 2014

Pertemuan IV Sesi 4

Logika Deduktif-Induktif
Haii kali ini saya akan membahas salah satu materi hari jumat yang panjang yaitu Logika Deduktif-Induktif.

Logika Deduktif
Sebagaimana yang telah diungkapkan bahwa penalaran dibedakan menjadi dua, yaitu tidak langsung dan langsung. Penalaran tidak langsung mencakup penalaran deduktif dan induktif. Penalaran deduktif ini selalu diungkapkan dalam bentuk silogisme. Dengan kata lain silogismelah yang menjadi medium pengungkapkan penalaran deduktif.
Silogisme adalah suatu bentuk argumentasi yang bertitik tolak pada premis-premis dan dari premis-premis itu ditarik suatu kesimpulan. Dengan demikian, silogisme dapat dipahami sebagai suatu jenis penarikan kesimpulan yang didasarkan pada premis-premis yang sudah diketahui. Maksud dari premis-premis itu untuk memberikan bukti bahwa kesimpulan itu benar.
Premis-premis dari suatu argumentasi deduktif yang tepat berisi semua bukti yang dibutuhkan untuk membuktikan kebenaran suatu kesimpulan. Artinya, jika premis-premis benar, maka kesimpulan juga harus benar. Benar salahnya kesimpulan deduktif berdasarkan rujukan realitas, argumentasi-argumentasi deduktif yang memiliki kekhasan tersendiri. Argumentasi-argumentasi deduktif dinilai lebih berdasarkan atas sahih (valid) atau tidak sahih (invalid).
Apa yang dimaksud dengan kebenaran premis? Premis dianggap “benar” apabila sesuai dengan realitas. Sebaliknya premis dianggap “salah” apabila tidak sesuai dengan realita. Misalnya “Semua mahasiswa Psikologi Untar Pandai”. Pernyataan tersebut dianggap benar sebab sesuai dengan realitas. Misalnya”Semua mahasiswa Psikologi Untar perempuan membenci laki-laki”. Tentunya pernyataan tersebut dianggap salah sebab tidak semua mahasiswa perempuan membenci laki-laki.

Ciri-ciri Silogisme
Suatu argumentasi disebut silogisme apabila mengikuti ciri-ciri sebagai berikut:
Ø  Semua pernyataannya (proposisi) adalah proposisi kategoris.
Ø  Terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan.
Ø  Dua premis dan satu kesimpulans ecara bersama-sama memuat tiga term (kata) yang berbeda dan masing-masing trem tampak di dalam dua dari tiga proposisi.

Logika Induktif
Logika induktif yaitu cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal atau partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu. Atas dasar fakta dirumuskan kesimpulan umum. Kesimpulan itu generalisasi fakta yang memperlihatkan kesamaan. Namun kesimpulan umum harus dianggap sebagai bersifat sementara. Karena ciri dasar induktif selalu tidak lengkap.
Persamaan penalaran induktif dengan deduktif  yaitu argumentasi keduanya terdiri dari premis-premis yang mendukung kesimpulan. Perbedaan penalaran induksi yang tepat akan punya premis-premis benar tapi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan. Maka argumentasi dalam penalaran induksi tidak dinilai sebagai sahih/valid atau tdk sahih/invalid, tapi berdasarkan probabilitas.



Cara Penalaran Induktif
Proses induksi mulai berdasar kejadian-kejadian, gejala partikular. Penal induksi yaitu proses penalaran berdasarkan pengertian partikular/premis untuk hasilkan pengertian umum/kesimpulan. Tiga ciri penalaran induktif:
Ø  Premis penal induktif proposisi empiris yang ditangkap indera
Ø  Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas drpd apa yang dinyatakan dlm premis.
Ø   Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya. Jadi konklusi induksi punya kredibilitas rasional probabilitas.

Generalisasi Induktif
Artinya adalah Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik kesimpulan tentang semua. Prinsip generalisasi induktif adalah apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi. Tiga syarat membuat generalisasi:
Ø  Tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah tertentu
Ø  Tidak terbatas secara spasio temporal, harus berlaku dimana saja
Ø  Dapat dijadikan dasar pengandaian

Analogi Induktif
Analogi bicara tetang dua hal yang berbeda dan dibandingkan. Dua hal perlu diperhatikan yaitu persamaan dan perbedaan. Bila memperhatikan persamaan saja, maka timbul analogi. Maka analogi induktif  merupakan proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yang lain yang punya sifat esensial yang sama. Kesimpulan analogi induktif tidak bersifat universal tapi khusus.  Contoh:
 Mangga 1: kuning, besar, matang, ternyata manis.
            Mangga 2: kuning, besar, matang, ternyata manis.
            Mangga 3: kuning, besar, matang, ternyata manis.
            Mangga 4: kuning, besar, dan matang Kesimpulan tentu manis juga.

Jadi analogi induktif menarik kesimpulan atas dasar persamaan. Beda dengan generalisasi induktif, dimana konklusinya berupa proposisi  universal. Penalaran induktif, konklusinya lebih luas daripada premis-premis.


(sumber: PPT Induksi-Deduksi, Google Images)

No comments:

Post a Comment