Golden Ticket

Golden Ticket

Thursday, November 6, 2014

Penulisan Ilmiah KBK PI

Teknologi Mobil
Definisi Teknologi
     Teknologi menurut KBBI.  Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ilmu pengetahuan terapan. Arti kedua yaitu keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia (Kamus Besar Bahasa Indonesia [kbbi.web.id], 2014).
     Teknologi menurut para ahli. Menurut Miarso (2007) teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai tambah, proses tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk , produk yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu menjadi bagian integral dari suatu sistem (h.62).
     Maka dapat disimpulkan bahwa teknologi adalah sistem penunjang pada suatu bagian mobil yang berguna untuk meningkatkan kemampuan bagian mobil tersebut. Selain itu teknologi membantu pengendara mobil untuk berkendara lebih nyaman dan aman. Serta mempermudah pengendara agar dapat lebih berkonsentrasi mengemudi dan terhindar dari kecelakaan.   
Macam Teknologi Mobil
     Teknologi mesin mobil. Teknologi mesin mobil saat ini mulai banyak ragam jenis dan fungsinya. Mulai dari teknologi mobil agar lebih efisien hingga membuat mobil lebih cepat. Teknologi-teknologi tersebut tersambung dengan komputer melalui ECU (Electronic Control Unit) yang berguna untuk mengatur kinerja mesin.

     Salah satu teknologi mesin yang berguna untuk meningkatkan efisiensi kerja mesin adalah VVT-I (Variable Valve Timing with Intelligence) atau dapat diartikan pengaturan pintar buka tutup katup yang variatif. Cara kerja teknologi ini adalah dengan mengatur waktu buka tutup katup yang optimal, terintegrasi dengan ECU. ECU tersebut menyesuaikan dengan kecepatan mesin, volume udara masuk, posisi throttle. Mudahnya sistem VVT-i akan terus mengoreksi valve timing atau jalur keluar masuk bahan bakar dan udara. Disesuaikan dengan pijakan pedal gas dan beban yang ditanggung demi menghasilkan torsi optimal di setiap putaran mesin (“mesin VVT-I”, 2014).
     Selain teknologi untuk meninggkatkan efisiensi, terdapat juga teknologi untuk membuat mobil melaju lebih cepat, yaitu VGT (Variable Geometry Turbocharger). Untuk  VGT, pada putaran rendah, sudut baling-baling bisa diset atau diposisikan sesuai dengan kebutuhan mesin pada putaran rendah namun tidak enimbulkan gejala “lag” atau keterlambatan. Kendati demikian, posisi sudut baling-baling turbin tetap kecil dibandingkan ketika bekerja pada putaran tinggi (“VGT mencegah turbo lemot”, 2011).
     Sebaliknya, pada putaran tinggi, sudut baling-baling dibuka lebih besar. Dorongan gas buang terhadap turbin lebih besar dan membuatnya berputar cepat. Hasilnya, kompresor menyedot udara lebih banyak dan menghasilkan tekanan lebih tinggi (“VGT mencegah turbo lemot”, 2011).
     Baling-baling di dalam turbin bergerak pada sumbu-sumbu masing ketika diaktifkan oleh aktuator berupa servo (tabung vakum). Servo ini sekarang umum bekerja secara elektronik dan diperintah oleh komputer mesin. Untuk menurunkan emisi, VGT disatukan dengan exhaust gas recirculation (EGR) atau sirkulasi gas buang (“VGT mencegah turbo lemot”, 2011).
     Teknolologi keamanan pada mobil. Teknologi ini bekerja untuk melindungi pengendara maupun penumpang agar terhindar dari kecelakaan dan cidera parah pada saat terjadinya kecelakaan. ABS (Anti-lock Braking System) adalah salah satu teknologi pengereman yang berguna untuk mencegah terjadinya rem mobil terkunci karena melakukan pengereman mendadak atau keras. Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk melepaskan tekanan kembali ke titik normal, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan. Kelebihan dari pada ABS (antilock braking system) lebih cepat melakukan pengereman dari pada sistem biasa yang terdapat pada mobil dan lebih stabil (“Sistem rem anti kunci”, 2013).
     Selain itu ada juga teknologi Airbag (kantung udara). Teknologi ini mencegah pengemudi dan penumpang saat terjadi kecelakaan. Cara kerjanya adalah saat terjadi tabrakan sensor yang terdapat pada bagian mobil akan bekerja mengirimkan sinyal ke kantung udara yang berada di dalam mobil. Setelah menerima sinyal tersebut kantung udara yang ada dibalik kemudi dan dashboard akan mengembang dengan sendirinya. Sehingga pengemudi tidak menghantam kemudi atau benda keras lainnya yang berada di depannya (“Cara Kerja Airbag Melindungi Pengemudi dari Tabrakan”, 2014).    




Dampak Teknologi Mobil
     Dampak positif dari teknologi mobil. Dampak positif dari teknologi mobil saat ini, dapat membantu kita dalam berkendara. Misalnya, mengurangi resiko kecelakaan, menghindarkan kita dari cidera yang parah saat terjadinya kecelakaan. Selain itu teknologi tersebut dapat membuat mesin bekerja dengan lebih efisien namun memiliki tenaga mesin yang besar, sehingga pengeluaran sang pemilik mobil dapat berkurang. Mobil pun menjadi ramah lingkungan.
     Dampak negatif dari teknologi mobil. Dampak dari teknologi tersebut terdapat beberapa macam. Harga mobil yang menggunakan teknologi tersebut, harganya menjadi mahal. Jika terjadi kerusakan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaikinya lebih mahal dari pada teknologi konvesional. Saat terjadi gangguan pada sistem teknologi diatas dapat membahayakan pengendara mobil itu sendiri, jika tidak segera diperbaiki. Harus ditangani montir yang ahli agar tidak terjadi kerusakan saat memperbaikinya.

Kesimpulan
     Teknologi mobil seperti yang di uraikan di atas, sangat di perlukan saat ini dikarenakan aktifitas manusia yang semakin banyak terutama untuk keperluan bepergian. Manusia pun memerlukan mobil yang dapat menunjang aktivitas mereka sehari-hari. Selain itu mobil dengan teknologi canggih memerlukan lebih sedikit bahan bakar dan mengeluarkan sedikit gas CO2 sehingg mengurangi polusi udara.



Daftar Pustaka
Beberapa teknologi mesin yang membuat efisien. (2014, 22 Januari). Diunduh dari http://kobayogas.com/2014/01/22/beberapa-teknologi-mesin-yang        -membuat-efisien/.

Cara kerja airbag kerja airbag melindungi pengemudi dari tabrakan. (2014).                        Diunduh dari http://www.amazine.co/18930/cara-kerja-airbag-melindungi     -pengemudi-dari-tabrakan/.

Mencegah turbo lemot. (2011, 26 April). Otomotif. Diunduh dari                                            http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_rem_anti_terkunci.

Mesin VVT-i. (2014, 15 Agustus). Diunduh dari                                                                      http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_VVT-i.

 Sistem rem anti kunci. (2013, 6 April). Diunduh dari                                                              http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_rem_anti_terkunci


Sunday, October 5, 2014

Pertemuan VII

Filsafat Manusia: Jiwa dan Badan

Monoisme
Pengertian: aliran yang menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan dua unsur yang terpisah. Badan dan jiwa adalah satu substansi. Keduanya satu kesatuan yang membentuk pribadi manusia.
Tiga bentuk aliran ini: materialisme, teori identitas dan idealisme. Materialisme adalah menempatkan materi sebagai dasar bagi segala hal yang ada (fisikalisme). Manusia juga bersumber pada materi. Manusia tidak pernah melampaui potensi jasmaninya. Jiwa tidak punya eksistensi sendiri. Jiwa bersumber dari materi. Eksistensi jiwa bersifat kronologis (hasil hub sebab akibat). Reduksi humanitas pada dimensi fisik punya implikasi negatif pada penilaian atas aktivitas mental.
Teori identitas  menekankan hal berbeda dari materialisme, tapi mengakui aktivitas mental manusia. Ini menjadi ciri khas manusia. Letak perbedaan jiwa dan badan hanya pada arti bukan referensi. Badan dan jiwa merupakan dua elemen yang sama.
Idealisme: ada hal yang tidak dapat diterangkan semata berdasarkan materi, seperti pengalaman, nilai dan makna. Itu hanya punya arti bila dihubungkan dengan sesuatu yang imaterial yaitu jiwa. Rene Descartes dengan cogito ergo sumnya menjadi peletak dasar dari idealisme.

Dualisme
Pengertian:  badan dan jiwa adalah dua elemen yang berbeda dan terpisah. Perbedaannya ada dalam pengertian dan objek.
Empat cabang: interaksionisme, okkasionalisme, paraleleisme dan epifenomenalisme.
Ø  Interaksionisme: fokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa. Peristiwa mental bisa menyebabkan peristiwa badani dan sebaliknya.  
Ø  Okkasionalisme: memasukkan dimensi ilahi dalam membicarakan hubungan badan dan jiwa. Hubungan peristiwa mental dan fisik bisa terjadi dengan campur tangan ilahi.
Ø   Paralelisme: sistem kejadian ragawi terdapat di alam, sedangkan sistem kejadian kejiwaan ada pada jiwa manusia. Dalam diri manusia ada dua peristiwa yang berjalan seiring yaitu peristiwa mental dan fisik, namun satu tidak jadi sumber bagi lainnya.
Ø  Epifenomenalisme: melihat hubungan jiwa dan badan dari fungsi syaraf. Satu2nya unsur untuk menyelidiki proses kejiwaan adalah syaraf.
TANGGAPAN SINGKAT:
1.    Pandangan monisme bertentangan dengan hakekat manusia sesungguhnya. Plato berkata, badan dan jiwa punya sifat yang berbeda. Badan sementara, jiwa abadi. Kelemahan materialisme: tidak bisa melihat bahwa pengalaman bersifat personal.
2.     Pandangan dualisme, khususnya paralelisme yang mengatakan badan jiwa dua hal yang terpisah, tidak terkait, sulit diterima. Perbuatan baik muncul dari niat yang baik. Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani sekaligus.



Badan Manusia
Badan: elemen mendasar dalam membentuk pribadi manusia. Apa pengertian badan? Pandangan tradisional, badan adalah kumpulan berbagai entitas material yang membentuk makluk. Mekanisme gerakan badan bersifat mekanistik. Pandangan ini tidak memberikan pandangan utuh tentang manusia. Badan harus dimengerti melebihi dimensi fisik. Badan menyangkut keakuan. Membicarakan tubuh adalah membicarakan diri (Gabriel Marcel).
Hakekat badan bukan pertama-tama terletak pada dimensi materialnya, tapi dalam seluruh aktivitas entitas yang terjadi dalam badan: tertawa, menangis, berjalan, lari, duduk, dll.



Jiwa Manusia
Badan manusia tidak memiliki apa-apa tanpa jiwa. Tidak ada keakuan bila dilepaskan dari jiwa. Dalam pandangan tradisional jiwa – makluk halus, tidak bisa ditangkap indera. Konsep ini menempatkan jiwa di luar hakekat manusia. Ini ditolak. Jiwa harus dipahami sebagai kompleksitas kegiatan mental manusia. Jiwa menyadarkan manusia siapa dirinya.
James P Pratt menunjuk ada empat kemampuan dasar jiwa manusia. Pertama, menghasilkan kualitas penginderaan. Kedua, Mampu menghasilkan makna yang berasal dari pengeinderaan khusus. Ketiga, mampu memberi tanggapan terhadap hasil penginderaan. Empat, memberi tanggapan pada proses yang terjadi dalam pikiran demi kebaikan.
Agustinus menyatakan manusia hanya bisa melakukan penilaian terhadap tindakannya karena dorongan dari jiwa. Jiwa mendorong manusia untuk melakukan hukum-hukum moral yang diketahui. Praktek moral sehari-hari adalah tanda berfungsinya jiwa dalam diri seseorang. Kemampuan jiwa menunjukkan bahwa kegiatan manusia bukan mekanistik.

KESIMPULAN: Realitas manusiawi – realitas prinsipial terbentuk dari dua elemen, yaitu material dan spiritual. Badan dan jiwa adalah satu kesatuan yang membentuk eksitensi manusia. Jiwa tidak bisa berfungsi baik  kalau tidak ada badan. Badan manusia bukan mekanistik, tapi dinamika dari jiwa itu sendiri.


(sumber: Google, ppt Dr. Raja Oloan Tumanggor)

Wednesday, October 1, 2014

Pertemuan VI Sesi 2

Filsafat Manusia

Apa itu Filsafat Manusia?
Bagian filsafat yang mengupas apa arti manusia/menyoroti hakikat atau esensi manusia. Memikirkan tentang asal-usul kehidupan manusia (origin of human life), hakikat hidup manusia (the nature of human life), dan realitas eksistensi manusia. Hasrat untuk tahu siapa dan apakah manusia. Maka, filsafat manusia menanyakan pertanyaan krusial tentang dirinya sendiri dan secara bertahap memberi jawaban bagi diri sendiri. Kita perlu belajar filsafat manusia karena Manusia adalah makhluk yang mampu dan wajib (sampai tingkat tertentu) menyelidiki arti yang dalam dari “yang ada”, manusia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Boleh saja tidak harus tahu segala hal, tapi sekurang-kurangnya harus mengenal dan mengerti diri sendiri secara mendalam agar dapat mengatur diri dalam hidup ini.
Zaman sekarang banyak ilmu yang mengkaji manusia yang memperkaya dan memperdalam pengetahuan tentang manusia. Lalu, apa perlunya lagi filsafat manusia? Karena belum cukup! Para filsuf saling bertentangan, mungkin mereka juga salah. Karenanya, ingat tujuan filsafat di atas tadi.



Metode Filsafat Manusia
Sebagai bagian dari filsafat, cara kerja filsafat manusia juga sama dengan filsafat pada umumnya Yaitu refleksi, analisa transcendental, dan sintesa. Juga ekstensif, intensif, dan kritis. Struktur fundamental bukan fisik melainkan struktur metafisik yakni intisari, struktur dasar, bentuk terpenting manusia, dinamisme primordial manusia yang diketahui melalui daya pikir, bukan penginderaan. Struktur fundamental bukan fisik melainkan struktur metafisik yakni intisari, struktur dasar, bentuk terpenting manusia, dinamisme primordial manusia yang diketahui melalui daya pikir, bukan penginderaan.

Max Scheler dan Heidegger
Tak ada zaman, seperti zaman sekarang di mana manusia menjadi pertanyaan bagi dirinya sendiri atau menjadi problematik bagi dirinya. Tak ada pula masa di mana di tengah kemajuan yang pesat mengenai manusia, manusialah paling kurang tahu tentang dirinya dan tentang identitasnya. Filsafat mempunyai perhatian terhadap manusia dalam totalitasnya, bukan dalam aspek ini atau itu. Setiap ilmu terspesialisasi (antropologi, linguistik, fisiologi, kedokteran, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik), betapapun kerasnya usaha mereka, mereka tetap membatasi totalitas dari individu dengan memandangnya dari segi salah satu fungsi, atau dari dorongan tertentu. Pengetahuan kita tentang manusia terpecah-pecah: kerapkali kita menggantikan keseluruhan dengan salah satu bagian. Kita berusaha menghindari kesalahan itu.



Hal-hal yang dibahas Filsafat Manusia
Ø  Mencari kekhasan manusia
Ø  Manusia sebagai “ada-di-dunia”
Ø  Evolusi
Ø  Antarsubyektivitas (sosialitas manusia)
Ø  Manusia sebagai eksistensi bertubuh
Ø  Transendensi
Ø  Manusia sebagai roh
Ø  Pengetahuan manusia
Ø  Kebebasan
Ø  Kesejarahan/historisitas
Ø  kebudayaan, sains dan teknologi
Ø  Dimensi antropologis dari pekerjaan
Ø  Manusia sebagai pribadi/persona
Ø  Kematian dan harapan 


(sumber: ppt Filsafat Manusia, Google)

Sunday, September 28, 2014

Pertemuan VI Sesi 1

Etika dan Moral
Haii semua kembali lagi dengan saya yang masih membahas salah satu materi di dalam blok filsafat yaitu etika dan moral. ETIKA berasal dari bahasa Yunani yaitu “ETHOS” yang memiliki arti kebiasaan. Istilah Moral dan Etika sering diperlakukan sebagai dua istilah yang sinonim. Hal-hal yang perlu diperhatikan adanya suatu nuansa dalam konsep dan pengertian moral dan etika, Moral/Moralitas biasanya dikaitkan dengan system nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia.
Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk :Petuah-petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah dan semacamnya yang diwariskan secara turun-temurun melalui agama atau kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik agar ia benar-benar menjadi manusia yang baik. Berbeda dengan moralitas, etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Nilai adalah sesuatu yang berguna bagi seseorang atau kelompok orang dan karena itu orang atau kelompok itu selalu berusaha untuk mencapainya karena pencapaiannya sangat memberi makna kepada diri serta seluruh hidupnya. Norma adalah aturan atau kaidah dan perilaku dan tindakan manusia.
Sebagai cabang filsafat, Etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat dan menggumuli nilai dan norma moral tersebut serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma-norma itu. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujudnya dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok.
Etika memang pada akhirnya menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas, tetapi bukan karena tindakan itu diperintahkan oleh moralitas (nenek moyang, orang tua, guru), melainkan karena ia sendiri tahu bahwa hal itu memang baik baginya. Sadar secara kritis dan rasional bahwa ia memang sudah sepantasnya bertindak seperti itu.Etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan heteronom.Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan karena setiap tindakannya selalu lahir dari keputusan pribadi yang bebas dengan selalu bersedia untuk mempertanggungjawabkan tindakannya itu karena memang ada alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang kuat mengapa ia bertindak begitu atau begini.




Etika Deskriptif
Dalam etika deskriptif, etika membahas apa yang dipandangnya. Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas. Misalnya: adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu dan kebudayaan atau subkultur tertentu, atau dalam suatu periode sejarah.
Etika Normatif
Etika normatif tidak lagi berbicara tentang gejala-gejala, tetapi tentang apa yang seharusnya dilakukan. Dalam etika normatif, norma-norma dinilai dan sikap manusia ditentukan. Etika normatif berbicara mengenai pelbagai norma yang menuntun tingkah laku manusia. Etika normatif memberikan penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma. Etika normatif itu tidak deskriptif, tetapi preskriptif (artinya memerintahkan); tidak melukiskan melainkan menentukan benar-tidaknya tingkah laku atau anggapan-anggapan moral.
Etika Umum
Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang beraku bagi segenap tindakan manusia.
Tema-tema yang menjadi penyelidikan etika umum:
Ø  Apakah norma etis itu? Jika ada banyak norma etis, bagaimana hubungannya satu sama lain?
Ø  Mengapa norma moral mengikat kita? Apakah nilai itu dan apakah kekhususan nilai moral?
Ø  Bagaimana hubungan tanggung jawab manusia dan kebebasannya? Dapatkah dipastikan bahwa manusia sungguh-sungguh bebas.
Ø  Apakah yang dimaksud dengan hak dan kewajiban? Bagaimana kaitannya satu sama lain?



Etika Khusus
Etika khusus membahas prinsip-prinsip moral dasar itu dalam hubungan dengan kewajiban manusia dalam pelbagai lingkup kehidupannya; atau, etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar pada setiap bidang kehidupan manusia. Karena sifatnya “menerapkan”, etika khusus ini bisa juga dikatakan sebagai “etika terapan”.
Aliran dalam Etika
Eudemonisme (Yunani: eu+daimon artinya roh atau semangat yang baik) yaitu Pandangan aliran ini menekankan bahwa kebaikan tertinggi manusia terletak pada kebahagiaan atau situasi yang secara umum baik.
Hedonisme (Yunani : hedone artinya kenikmatan atau yang menyenangkan) yaitu Kebaikan manusia menurut kaum hedonis terletak dalam kenikmatan dan kesenangan yang menjadi tujuan hidup manusia. Aliran ini menganjurkan manusia untuk mencapai kebahagiaan yang didasarkan pada kenikmatan, kesenangan. Aliran hedonisme menyatakan bahwa kesenangan/ kebahagiaan adalah tujuan hidup manusia oleh karena itu reguklah kenikmatan selama masih bisa direguk. Padahal mereka lupa bahwa kegembiraan pikiran lebih tinggi daripada kenikmatan jasmani.
Egoisme: kesenangan dan kebaikan diri sendiri menjadi target usaha seseorang dan bukan kebaikan orang lain. Sebaliknya aliran yang menekankan dan melihat kesenangan atau kebahagiaan orang lain menjadi tujuan segala usaha manusia disebut: altruisme (Latin: alter= yang lain atau orang lain)
Utilitarianisme:  (Latin: uti, usus sum= menggunakan atau utilis= yang berguna). Ini merupakan bentuk hedonisme yang digeneralisir. Kesenangan atau kenikmatan manusia dilihat sebagai seusuatu yang baik dalam dirinya, sedangkan penderitaan dan sakit adalah buruk dalam dirinya. Aliran ini menyatakan bahwa tindakan yg baik adalah tindakan yg sebesar-besarnya bagi manusia yang sebanyak-banyaknya. Dengan kata lain segala sesuatu yang berguna selalu dianggap baik.
Deontologisme (Yunani: deon+logos= ilmu tentang kewajiban moral) Adalah etika kewajiban yang didasarkan pada intuisi manusia tentang prinsip-prinsip moral. Sikap dan intensi pelaku lebih diutamakan daripada apa yang dilakukan secara konsekuensi perbuatan itu. Deontologisme Etis: berpendirian bahwa sesuatu tindakan dianggap baik tanpa disangkutkan dengan nilai kebaikan suatu hal. Yang menjadi dasar moralitas adalah kewajiban.

Etika situasi: kebenaran suatu tindakan ditemukan dalam situasi konkret individual atau bagaimana situasi itu mempengaruhi kesadaran individual.


(sumber: PPT etika dan moral, Google)

Thursday, September 25, 2014

Pertemuan V

Kesehatan Pemikiran (Fallacia)
Haii kembali lagi nih bersama saya Mirza. Kita masih membahas tentang salah satu materi blok filsafat yaitu Fallacia. Fallacia adalah kesalahan pemikiran dalam logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran yang tidak sehat. Kesalahan fakta: Presiden AS Barack Obama lahir di Indonesia. Ahmad lahir dengan bintang gemini, maka hidupnya penuh dengan persoalan. Kesalahan penalaran dibagi menjadi beberapa kesalahan yaitu Kesesatan formal: pelanggaran terhadap kaidah logika, misal Semua penodong berwajah seram. Semua pengamen berwajah seram. Jadi semua pengamen adalah penodong. Apa yang dilanggar? dan Kesesatan informal: menyangkut kesesatan dalam bahasa. Misal, kesesatan diksi. Contoh
Ø  Penempatan kata depan yg keliru: Antara hewan dan manusia memiliki perbedaan.
Ø  Mengacau posisi subjek atau predikat: Karena tidak mengerjakan PR, guru menghukum anak itu.
Ø  Ungkapan yang keliru: Pencuri kawakan itu berhasil diringkus polisi minggu yang lalu.
Ø  Amfiboli: sesat karena struktur kalimat bercabang. Misal, Anto Anak Bu Lasma yang hilang ingatan lari dari rumah.
Ø  Kesesatan aksen/prosodi sesat karena penekanan yang salah dalam pembicaraan. Misal Ada aturan ‘Anda tidak boleh ganggu anak tetangga’. Nah Pak Budi bukan tetangga anda. Maka anda boleh mengganggu anaknya.
Ø  Kesesatan bentuk pembicaraan: sesat karena orang menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain. Misalnya, Berpakaian artinya memakai pakaian. Bersepeda artinya memakai sepeda. Maka, beristeri artinya memakai isteri.
Ø  Kesesatan aksiden: yang aksidental dikacaukan dengan hal yang hakiki. Misalnya Sawo matang adalah warna. Orang Indonesia itu sawo matang. Maka, Orang Indonesia itu adalah warna.
Ø  Kesesatan karena alasan yang salah: Konklusi ditarik dari premis yang tak relevan.

Kesesatan Presumsi
Ø  Generalisasi tergesa-gesa: Orang Padang pandai memasak.
Ø  Non sequitur (belum tentu): Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dengan dosen tsb.
Ø  Analogi palsu: Membuat isteri bahagia seperti membuat hewan piaraan bahagia dengan membelai kepalanya dan memberi banyak makan.
Ø  Penalaran melingkar (petitio principii): Manusia merdeka karena ia bertanggungjawab dan ia bertanggungjawab karena ia merdeka.
Ø  Deduksi cacat: Barang siapa sering memberi sumbangan, maka dia pasti orang baik. Andi pasti orang baik.
Ø  Pikiran simplistis: Karena ia tidak beragama, maka ia pasti tidak bermoral.

Menghindari Persoalan
Ø  Argumentum ad hominem: Jangan percaya omongannya karena ia bekas narapidana.
Ø  Argumentum ad populum: Anda lihat banyak ketidakadilan dan korupsi, maka Partai Nasdem adalah partai masa depan kita.
Ø  Argumentum ad misericordiam: Seorang terdakwa meminta keringanan hukuman karena mengaku punya banyak tanggungan.
Ø  Argumentum ad baculum: Karena beda pendapat, suka meneror orang lain.
Ø  Argumentum ad auctoritatem: Mengutip pendapat Freud mengenai psikoanalisa.
Ø  Argumentum ad ignorantiam: Bila tidak bisa dibuktikan bahwa Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada.
Ø  Argumen untuk keuntungan seseorang: Seorang pengusaha berjanji mau membiayai kuliah, bila mahasiswi mau dijadikan isteri.
Ø  Non causa pro causa: Orang sakit perut setelah menghapus sms berantai, maka dia menganggap itu sebagai penyebabnya.


Kesesatan Retoris
Ø  Eufemisme/disfemisme: Pembangkang yg dianggap benar disebut reformator. Bila tdk disenangai maka disebut anggota pemberontak.
Ø  Penjelasan retorik: Dia tidak lulus krn tidak teliti mengerjakan  soal.
Ø  Stereotipe: Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi.
Ø  Innuendo: Sy tdk mengatakan makanan tdk enak, tapi mau mengatakan lukisan itu bagus.
Ø  Loading question: Apakah Anda masih tetap merokok?
Ø  Weaseler: Tiga dari empat dokter menyarankan bahwa minum itu memperlancar pencernaan.
Ø  Downplay: Jangan anggap serius omongannya krn dia hanya buruh bangunan.
Ø  Lelucon/sindiran:
Ø  Hiperbola: membesarbesarkan.
Ø  Pengandaian bukti:studi menunjukkan.

Ø  Dilema semu: Tamu yg menolak kopi, langsung disuguhi sirup.


(sumber: Google, Fallacy oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor)

Pertemuan IV Sesi 4

Logika Deduktif-Induktif
Haii kali ini saya akan membahas salah satu materi hari jumat yang panjang yaitu Logika Deduktif-Induktif.

Logika Deduktif
Sebagaimana yang telah diungkapkan bahwa penalaran dibedakan menjadi dua, yaitu tidak langsung dan langsung. Penalaran tidak langsung mencakup penalaran deduktif dan induktif. Penalaran deduktif ini selalu diungkapkan dalam bentuk silogisme. Dengan kata lain silogismelah yang menjadi medium pengungkapkan penalaran deduktif.
Silogisme adalah suatu bentuk argumentasi yang bertitik tolak pada premis-premis dan dari premis-premis itu ditarik suatu kesimpulan. Dengan demikian, silogisme dapat dipahami sebagai suatu jenis penarikan kesimpulan yang didasarkan pada premis-premis yang sudah diketahui. Maksud dari premis-premis itu untuk memberikan bukti bahwa kesimpulan itu benar.
Premis-premis dari suatu argumentasi deduktif yang tepat berisi semua bukti yang dibutuhkan untuk membuktikan kebenaran suatu kesimpulan. Artinya, jika premis-premis benar, maka kesimpulan juga harus benar. Benar salahnya kesimpulan deduktif berdasarkan rujukan realitas, argumentasi-argumentasi deduktif yang memiliki kekhasan tersendiri. Argumentasi-argumentasi deduktif dinilai lebih berdasarkan atas sahih (valid) atau tidak sahih (invalid).
Apa yang dimaksud dengan kebenaran premis? Premis dianggap “benar” apabila sesuai dengan realitas. Sebaliknya premis dianggap “salah” apabila tidak sesuai dengan realita. Misalnya “Semua mahasiswa Psikologi Untar Pandai”. Pernyataan tersebut dianggap benar sebab sesuai dengan realitas. Misalnya”Semua mahasiswa Psikologi Untar perempuan membenci laki-laki”. Tentunya pernyataan tersebut dianggap salah sebab tidak semua mahasiswa perempuan membenci laki-laki.

Ciri-ciri Silogisme
Suatu argumentasi disebut silogisme apabila mengikuti ciri-ciri sebagai berikut:
Ø  Semua pernyataannya (proposisi) adalah proposisi kategoris.
Ø  Terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan.
Ø  Dua premis dan satu kesimpulans ecara bersama-sama memuat tiga term (kata) yang berbeda dan masing-masing trem tampak di dalam dua dari tiga proposisi.

Logika Induktif
Logika induktif yaitu cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal atau partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu. Atas dasar fakta dirumuskan kesimpulan umum. Kesimpulan itu generalisasi fakta yang memperlihatkan kesamaan. Namun kesimpulan umum harus dianggap sebagai bersifat sementara. Karena ciri dasar induktif selalu tidak lengkap.
Persamaan penalaran induktif dengan deduktif  yaitu argumentasi keduanya terdiri dari premis-premis yang mendukung kesimpulan. Perbedaan penalaran induksi yang tepat akan punya premis-premis benar tapi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan. Maka argumentasi dalam penalaran induksi tidak dinilai sebagai sahih/valid atau tdk sahih/invalid, tapi berdasarkan probabilitas.



Cara Penalaran Induktif
Proses induksi mulai berdasar kejadian-kejadian, gejala partikular. Penal induksi yaitu proses penalaran berdasarkan pengertian partikular/premis untuk hasilkan pengertian umum/kesimpulan. Tiga ciri penalaran induktif:
Ø  Premis penal induktif proposisi empiris yang ditangkap indera
Ø  Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas drpd apa yang dinyatakan dlm premis.
Ø   Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya. Jadi konklusi induksi punya kredibilitas rasional probabilitas.

Generalisasi Induktif
Artinya adalah Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik kesimpulan tentang semua. Prinsip generalisasi induktif adalah apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi. Tiga syarat membuat generalisasi:
Ø  Tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah tertentu
Ø  Tidak terbatas secara spasio temporal, harus berlaku dimana saja
Ø  Dapat dijadikan dasar pengandaian

Analogi Induktif
Analogi bicara tetang dua hal yang berbeda dan dibandingkan. Dua hal perlu diperhatikan yaitu persamaan dan perbedaan. Bila memperhatikan persamaan saja, maka timbul analogi. Maka analogi induktif  merupakan proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yang lain yang punya sifat esensial yang sama. Kesimpulan analogi induktif tidak bersifat universal tapi khusus.  Contoh:
 Mangga 1: kuning, besar, matang, ternyata manis.
            Mangga 2: kuning, besar, matang, ternyata manis.
            Mangga 3: kuning, besar, matang, ternyata manis.
            Mangga 4: kuning, besar, dan matang Kesimpulan tentu manis juga.

Jadi analogi induktif menarik kesimpulan atas dasar persamaan. Beda dengan generalisasi induktif, dimana konklusinya berupa proposisi  universal. Penalaran induktif, konklusinya lebih luas daripada premis-premis.


(sumber: PPT Induksi-Deduksi, Google Images)